1/31/2012 05:06:00 PM
Unknown
Comments
Ditengah maraknya isu kiamat yang
diramal suku Maya akan terjadi tanggal 21 Desember 2012, sudah cukup
meresahkan. Kini berkembang pula analisa tentang kemungkinan terjadinya tsunami
Matahari atau disebut juga badai Matahari pada tahun 2012. Isu tersebut makin
meresahkan plus merisaukan masyarakat. Sebagai ummat beragama, tentu semua
isu itu sepenuhnya berada dalam kekuasaan Sang Khalik. Kalau Dia berkehendak,
maka semuanya dapat terjadi. Sebagai manusia biasa, kita wajib berikhtiar dan
belajar. Kita hendaknya tidak berpasrah diri terhadap isu tersebut, tetapi
harus mempelajari apa sesungguhnya yang sedang dan akan terjadi di alam semesta
ini.
Ada banyak kesalahpahaman tentang fenomena alam badai
matahari ini. Untuk yang tidak mengerti, badai matahari sering
dianggap sebagai peristiwa luar biasa yang sangat langka. Padahal tidak
demikian adanya.
Matahari mengalami siklus rata-rata 11 tahunan
(antara 9-14 tahun) yang dimulai dari periode aktifitas rendah, yang disebut
Solar Minimum, sampai periode dimana aktifitasnya meningkat, yang disebut Solar
Maksimum. Solar maksimum terakhir terjadi pada tahun 2000.
Dengan demikian,
badai matahari sesungguhnya bukan peristiwa aneh yang langka. Fenomena ini adalah bagian yang normal dari siklus kehidupan matahari.
badai matahari sesungguhnya bukan peristiwa aneh yang langka. Fenomena ini adalah bagian yang normal dari siklus kehidupan matahari.
Selama periode solar maksimum, muncul Bintik Matahari (sunspot),
yaitu titik gelap di permukaan matahari yang disebabkan oleh garis medan magnet
yang menerobos permukaan matahari.
Karena matahari bukan objek padat seperti bumi,
bagian-bagian yang berbeda dari matahari berotasi dengan kecepatan yang berbeda
juga. Ini akan menyebabkan garis bidang magnetiknya menjadi kacau balau
hingga menyebabkan terbentuknya Solar Flare (Lidah api matahari)
yang kadang disertai dengan Coronal Mass Ejection (CME).
Peristiwa
inilah yang sering disebut dengan istilah Solar Storm atau Badai
Matahari.
Jika CME tersebut bergerak menuju bumi, partikel yang
dibawanya akan menghantam magnetosphere bumi yang kemudian akan menciptakan
aurora.
Meskipun terdengar begitu chaos,
sesungguhnya manusia dan makhluk hidup lainnya dilindungi dengan aman di
bumi. Pada saat terjadinya badai-badai matahari sebelumnya, makhluk hidup
di bumi sama sekali tidak terpengaruh. Namun, teknologi yang kita miliki
memang rentan terhadap fenomena ini.
Sama seperti yang terjadi pada tahun 1859, atau tahun ketika
Quebec, Swedia dan Afrika Selatan dibuat blackout, badai matahari yang akan
datang bisa merontokkan sistem komunikasi kita.
Mengingat sangat tergantungnya infrastruktur kita terhadap
jaringan telekomunikasi, maka peristiwa lumpuhnya telekomunikasi mungkin akan
membawa kelumpuhan pada sistem lainnya, seperti keuangan dan transportasi.
Sebuah semburan badai matahari yang kuat bisa membawa
kerusakan dengan mengintervensi sumber listrik dan jalur komunikasi
kita. Ini akan menyebabkan sistem menjadi overload dan akhirnya mengalami
kerusakan.
Menurut salah satu laporan yang dikeluarkan oleh National
Academy of Science Amerika Serikat, saat badai itu terjadi, sekitar 300
pembangkit listrik di Amerika bisa lumpuh hanya dalam tempo 90 menit dan
memutuskan persediaan listrik untuk 130 juta penduduk.
Setelah jaringan listrik terputus, persediaan air pun akan
ikut terputus. Tanpa adanya listrik dan persediaan air, maka perekonomian
akan menjadi lumpuh. Tidak ada aktifitas perkantoran dan transportasi
seperti pesawat terbang atau kereta. Bahkan fasilitas vital seperti markas
militer atau rumah sakit juga akan ikut lumpuh. Dengan kata lain Chaos!
Tetapi, itu adalah skenario terburuknya.
NASA dan badan
antariksa negara-negara lain di dunia telah mengetahui dengan jelas kalau
solar flare bisa melumpuhkan sistem satelit. Karena itu sejak lama, NASA
telah mengirim beberapa wahana untuk mengawasi aktifitas matahari. Saat
ini, wahana-wahana tersebut, seperti ACE atau SOHO, masih rajin mengawasi
perubahan-perubahan aktifitas yang terjadi pada matahari.
Membaca penjelasan tersebut,
bergidik juga bulu roma kita. Mengerikan bila badai Matahari benar-benar
terjadi. Barangkali prosesnya seperti dinosaurus dimusnahkan dari muka bumi,
atau seperti proses hilangnya kota atlantis. Kalaupun kita masih hidup setelah
dilanda badai Matahari, kehidupan manusia akan kembali seperti zaman
pra-sejarah. Hidup di gua-gua, tanpa listrik dan tanpa alat komunikasi, hanya
menggunakan peralatan batu untuk bertahan hidup. Benarkah ini?
Hasil penelitian dan lompatan
teknologi yang sudah pernah dicapai, sangat mungkin ikut musnah bersama
gelombang panas yang menyertai badai Matahari. Handphone, telepon, internet dan
media jejaring sosial yang selama ini telah menghubungkan manusia dengan
manusia lain di muka bumi ini, sangat mungkin ikut hancur pula bersama
terganggunya sistem kelistrikan dan sistem komunikasi.
Bagaimana membayangkan dunia tanpa
listrik dan komunikasi? Hilangkah tulisan-tulisan dan informasi yang telah kita
simpan di email, website, atau di media jejaring sosial? Dengan cara apa
menyimpan informasi, formula-formula keilmuan dan teknologi kepada mereka yang
selamat dari badai Matahari ini? Haruskah informasi itu ditulis di batu,
prasasti, buku tahan api atau lempengan logam tahan panas?
Pertanyaan-pertanyaan itu yang perlu
diperhatikan dan dicermati oleh semua pihak dalam mengantisipasi kemungkinan
terburuk pasca badai Matahari yang diperkirakan ilmuan akan terjadi. Kalaupun
nantinya kita, atau para ilmuan tidak selamat dalam menghadapi badai Matahari
itu, sekurang-kurangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
mampu kita capai harus dapat diwariskan kepada generasi yang selamat dari badai
itu.
Mudah-mudahan kemungkinan ini
mendapat perhatian semua orang. Manusia hendaknya tidak terpaku kepada
kekhawatiran dan ketakutan akan dampak badai Matahari. Tubuh boleh mati dan
punah, tetapi ilmu dan hasil karya hendaknya dapat dipelajari oleh orang lain.
Walaupun banyak penelitian yang
menyebutkan bahwa badai matahari 2012 ini tidak akan membawa dampak yang
terlalu buruk, namun kita tetap harus wapada dan berhati-hati.
Sumber : Berbagai sumber
Sumber : Berbagai sumber