6/16/2012 10:41:00 AM
Unknown
Comments
Imam Ahmad dalam Musnad-nya, demikian juga Ibnu Hibban,
Abu ‘Awanah Al-Isfirayaini dalam kitab Shahih
keduanya, meriwayatkan dari Al-Manhal dari Zadan bin Al-Bara’ bin ‘Azib bahwa
ia berkata, “Kami pernah pergi bersama Rasulullah untuk mengantar jenazah.
Beliau duduk di atas kuburan dan kami duduk di sebelahnya. Kami diam dan tenang
laksana di atas kepala kami terdapat seekor burung. Sambil menguburkan jenazah
tersebut, Beliau berkata, “Aku berlindung diri kepada Allah dari siksa kubur.”
Beliau mengucapkannya tiga kali.
Selanjutnya Beliau bersabda,
“Sesungguhnya orang yang beriman jika akan pindah kea lam akhirat dan
meninggalkan dunia, maka para malaikat itu turun kepadanya. Wajah mereka
seperti matahari dan setiap dari mereka membawa wewangian dari surga dan kain
kafan. Mereka duduk di dekat orang yang beriman sebatas pandangan kemudian
malaikat pencabut nyawa duduk di dekat kepalanya dan berkata, “Wahai jiwa yang
baik, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.”
Rasulullah kemudian bersabda, “Ruh
orang beriman pun keluar dari jasadnya seperti halnya air keluar dari mulut
teko. Malaikat pencabut nyawa segera mengambilnya. Ketika ruh orang itu telah
berada dalam genggamannya, para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh orang
beriman itu berada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata hingga
kemudian mereka mengambilnya dan menaruhnya di atas kain kafan surga dan
wewangian tersebut. Dari ruh orang beriman, keluarlah wewangian paling harum
yang pernah ada di bumi.
Kata Rasulullah selanjutnya,
“Kemudian para malaikat naik membawa ruh orang beriman dan setiap kali mereka
melewati para malaikat, maka mereka bertanya, “Ruh siapa yang harum ini?”
Mereka menjawab, “Ini adalah si fulan bin fulan,” sembari menyebutkan nama
terbaik yang pernah menjadi sebutannya ketika di dunia hingga kemudian mereka
berhenti di langit kedua. Mereka minta dibukakan bagi ruh tersebut kemudian
dibukakanlah untuknya. Ruh tersebut disambut seluruh makhluk di langit kedua
dan mereka mendekatkan ruh tersebut ke langit berikutnya hingga mereka membawa
ruh itu tiba di langit di mana Allah berada. Allah kemudian berfirman,
“Tuliskan kitab hamba-Ku ini dalam ‘Illiyyin, lalu kembalikanlah ia ke bumi.
Sebab, dari bumi itulah Kami menciptakan mereka, ke dalamnya Kami kembalikan
mereka, dan darinya pula Kami keluarkan mereka sekali lagi.”
Selanjutnya Rasulullah bersabda,
“Dan sesungguhnya orang kafir itu jika meninggal dunia menuju ke akhirat, maka
para malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah yang hitam dan membawa
kain kafan kasar, lalu duduk di dekatnya sebatas pandangan.
Malaikat pencabut nyawa datang
kepadanya dan duduk di dekat kepalanya lantas berkata, “Wahai ruh yang kotor,
keluarlah menuju kemurkaan dan kemaraha dari Allah!” Lalu ruhnya berpisah dari
jasadnya dan malaikat mencabutnya seperti mencabut besi pembakar dari wol yang
basah. Selanjutnya malaikat pencabut nyawa mengambilnya dan jika sudah ia
ambil, maka para malaikat yang lain tidak membiarkan ruh tersebut di tangannya
sekejap mata hingga kemudian mereka meletakkannya di dalam kain kasar tersebut.
Dari padanya keluar bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi.
Para malaikat membawanya naik dan
setiap kali mereka melewati malaikat, mereka bertanya, “Ruh busuk siapa ini?”
Para malaikat menjawab, “Ini adalah si fulan bin fulan,” sembari menyebutkan
sejelek-jeleknya nama yang dialamatkan kepadanya ketika di dunia. Ruh it uterus
dibawa naik hingga sampai ke langit dunia. Ia meminta agar pintu langit itu
dibuka, namun tidak juga dibukakan untuknya.
Kemudian Beliau membacakan firman
Allah swt., “Sesungguhnya orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali
tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintulangit dan tidak (pula) mereka
masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (Al-A’raf : 40).
Allah swt. Kemudian berkata,
“Tuliskan kitabnya di Sijjin, di bumi yang terbawah!” Lalu ruh tersebut
dilemparkan begitu saja. Selanjutnya Rasulullah membacakan firman Allah, “Barangsiapa menyekutukan sesuatu dengan
Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Al-Hajj : 31)
Sumber : Buletin Jum'at ZAKI